Nii Gan, Alasan Google tk buka cabang d INDONESIA
Dipilihnya Malaysia sebagai lokasi kantor cabang Google di Asia Tenggara cukup memukul telak Indonesia. Padahal pasar Internet Indonesia jauh lebih menggiurkan.
"Kalau melihat sebagai pasar pasti Google melihat pasar kita jauh lebih seksi dibanding Malaysia, dalam banyak hal dari mulai aktifnya berinternet sampai shopacholicnya dan lain-lain," ujar pengamat telematika Abimanyu Wachjoewidajat kepada okezone, Senin (31/1/2011).
Ucapan pria yang akrab disapa Abah ini memang cukup beralasan. Menurut Internet World Statistics yang diambil dari data International Telecommunication Union (ITU), dari sisi jumlah penduduk saja, Indonesia masih lebih besar ketimbang populasi Malaysia. Bahkan hampir 10 kali lipat. Otomatis penetrasi internetnya pun masih lebih potensial.
Pada Juni 2009, menurut data ITU, pengguna internet di Malaysia tercatat hanya 16,9 juta. Sedangkan pengguna internet di Indonesia sebanyak 30 juta dalam data September 2009 lalu. Jika dibandingkan jumlah populasi di kedua negara, penetrasi internet memang masih lebih besar Malaysia, sekira 64,6 persen, ketimbang Indonesia yang hanya 12,3 persen. Namun dari segi potensi, sudah pasti Indonesia dianggap cukup potensial.
Namun yang menjadi masalahnya, lanjut Abah, adalah kondisi Indonesia sebagai negara, terutama dari segi regulasi. Menurutnya regulasi akan menjadi pertimbangan bagi sebuah perusahaan untuk berinvestasi di negara tertentu karena menyangkut keamanan dan kenyamanan investasi.
"Sebagai Negara mungkin Malaysia lebih cocok regulasinya dan aman bagi investor sehingga dipandang lebih comforting. Google pasti sangat aware dengan regulasi tersebut. Apalagi dia tahu di sini ada 3 regulasi ICT yang bakal datang, setelah UU ITE yang telah disahkan akan ada RUU Konvergensi Telematika, RUU TIPITI, serta RUU penyelenggara ITE," papar Abah.
"Siapa investor yang tidak ngeri melihat ada negara yang undang-undang untuk ICT-nya saja sampai ada 4," tandasnya.
Perusahaan Internet raksasa dunia tersebut telah mengumumkan kantor mereka yang baru di Kuala Lumpur yang bergerak di bidang penyedia layanan internet (ISP). Selain mengumumkan pembukaan kantor baru, Google juga menunjuk Country Manager di negara Jiran tersebut. Menurut Google kehadiran kantor baru ini merupakan bagian dari rencana investasi regional yang mereka dorong.
Country Manager Malaysia Google yang baru Sajith Sivanda mengatakan kantor baru mereka tersebut akan membantu perusahaan lebih efektif dalam membawa layanan web untuk pengguna, termasuk kepada pengiklan dan mitra mereka di Malaysia.
"Kalau melihat sebagai pasar pasti Google melihat pasar kita jauh lebih seksi dibanding Malaysia, dalam banyak hal dari mulai aktifnya berinternet sampai shopacholicnya dan lain-lain," ujar pengamat telematika Abimanyu Wachjoewidajat kepada okezone, Senin (31/1/2011).
Ucapan pria yang akrab disapa Abah ini memang cukup beralasan. Menurut Internet World Statistics yang diambil dari data International Telecommunication Union (ITU), dari sisi jumlah penduduk saja, Indonesia masih lebih besar ketimbang populasi Malaysia. Bahkan hampir 10 kali lipat. Otomatis penetrasi internetnya pun masih lebih potensial.
Pada Juni 2009, menurut data ITU, pengguna internet di Malaysia tercatat hanya 16,9 juta. Sedangkan pengguna internet di Indonesia sebanyak 30 juta dalam data September 2009 lalu. Jika dibandingkan jumlah populasi di kedua negara, penetrasi internet memang masih lebih besar Malaysia, sekira 64,6 persen, ketimbang Indonesia yang hanya 12,3 persen. Namun dari segi potensi, sudah pasti Indonesia dianggap cukup potensial.
Namun yang menjadi masalahnya, lanjut Abah, adalah kondisi Indonesia sebagai negara, terutama dari segi regulasi. Menurutnya regulasi akan menjadi pertimbangan bagi sebuah perusahaan untuk berinvestasi di negara tertentu karena menyangkut keamanan dan kenyamanan investasi.
"Sebagai Negara mungkin Malaysia lebih cocok regulasinya dan aman bagi investor sehingga dipandang lebih comforting. Google pasti sangat aware dengan regulasi tersebut. Apalagi dia tahu di sini ada 3 regulasi ICT yang bakal datang, setelah UU ITE yang telah disahkan akan ada RUU Konvergensi Telematika, RUU TIPITI, serta RUU penyelenggara ITE," papar Abah.
"Siapa investor yang tidak ngeri melihat ada negara yang undang-undang untuk ICT-nya saja sampai ada 4," tandasnya.
Perusahaan Internet raksasa dunia tersebut telah mengumumkan kantor mereka yang baru di Kuala Lumpur yang bergerak di bidang penyedia layanan internet (ISP). Selain mengumumkan pembukaan kantor baru, Google juga menunjuk Country Manager di negara Jiran tersebut. Menurut Google kehadiran kantor baru ini merupakan bagian dari rencana investasi regional yang mereka dorong.
Country Manager Malaysia Google yang baru Sajith Sivanda mengatakan kantor baru mereka tersebut akan membantu perusahaan lebih efektif dalam membawa layanan web untuk pengguna, termasuk kepada pengiklan dan mitra mereka di Malaysia.
Show
0 Comments
prev
next